Menggunakan Aplikasi Bajakan

Thursday, 8 April 2021

Topik ini sudah beberapa kali ingin saya up, banyak juga di internet mengenai hal dari berbagai pandangan tertentu. Pertanyaan yang tepat untuk hal ini mungkin seperti “Perlukah menggunakan aplikasi bajakan?". Sampe menurut beberapa orang itu “dosa” atau “tidak beretika”, sah-sah aja untuk hal beginian sih —wong indo yakan.

Dulu baru pertama tau komputer, mana ada dalam pikiran saya “ini berbayar ga ya?” atau “ini gratis/aman ga nih?”, taunya pake aja yang ada. —anda semua juga begitu pasti, apalagi pengguna windows sejati :)

Berawal dari dibeliin notebook baru saya coba instal berbagai aplikasi dari internet, baik yang umum seperti office hingga aplikasi untuk penunjang kebutuhan lain.

Download - Instal - Pake - Ga guna - Uninstall

Dah jadi siklus hidup saya dulu tu, main pakai. Misal ada nemu aplikasi serupa tapi lebih kren, yaudah.. download dan instal lagi walaupun ujung-ujungnya ga kepake juga (hanya beberapa dari sekian banyak).

Sampai pada akhirnya (gatau, lupa gimana kejadiannya) saya mencari artikel yang membahas mengenai penggunaan aplikasi bajakan ini, ada yang bilang “tidak boleh” dan “boleh” selama pada batasan tertentu.

— Saya sepakat kepada keduanya.

Rata-rata pengguna komputer di Indonesia menggunakan OS Windows dan aplikasi yang terinstal kebanyakan bajakan, ini tidak bisa kita pungkiri, bahkan OS sampe Antivirus pun pake bajakan —(bukannya ngusir pirus, malah nampung :v).

Ada penurunan sebenarnya setelah Windows 10 muncul karna bisa dipake secara trial hingga Original dari bawaan pabrik sebuah laptop baru.

“Mengapa orang masih saja menggunakan aplikasi bajakan walau dia tau?”

Skiplah untuk mereka yang gatau hal ini seperti pegawai kantoran atau pengguna rumahan dalam keperluan sederhana.

Tapi mari kita tekankan ke diri kita yang sudah tau kalo itu bajakan. Sudah tau itu tidak aman, bisa saja terdapat “virus” atau “program berbahaya” lainnya.

gambar saja

Pendapat saya mengenai penggunaan aplikasi bajakan

Ini bukan mengajarkan atau apapun itu. Ini pendapat saya saja, silahkan berkomentar bila salah atau ada tambahan, agar kita sama-sama lebih mengerti.

Pernah di sebuah artikel bilang sebenarnya perusahan (pemilik aplikasi) tidak memperketat hal ini agar banyak pengguna merasakan terlebih dahulu aplikasi mereka. Ini sangat masuk akal dan secara tidak langsung pengguna mempromosikan aplikasi tersebut. — strategi pasar keknya :v

.. Mari kita masuk ke intinya!

+ Boleh menggunakan

Ini bukan berarti anda bebas menggunakannya. Saya berpendapat kalau penggunaan aplikasi bajakan itu masih “boleh” —(pake tanda kutip, ingat).

Dari pengalaman pribadi, aplikasi bajakan umumnya mahal. — ya memanglah, bikin aplikasi itu tidak gampang woi!

Untuk itu, gunakanlah dengan sewajarnya seperti :

  • Keperluan belajar
    Pakai aplikasi tersebut untuk belajar, misal aplikasi editing atau sejenisnya.

  • Pengguaan Pribadi (non-profit)
    Contohnya seperti aplikasi office yang umum ditemui.

+ Tidak Boleh

Memang ini adalah wajib, jika memang sudah terbiasa atau ingin mendalami penggunaan aplikasi tersebut, saya harap kawan tidak melanggar etika sebagai pengguna seperti tidak menyebar-luaskan hingga memperjual-belikan aplikasinya, apalagi sampai mendapat keuntungan atau upah dari aplikasi itu.

+ Saran saya

Jika mampu beli lisensi, belilah! Kalaupun tidak, coba beralih ke aplikasi serupa yang tentunya gratis. Banyak alternatif sebernnya, mungkin kawan saja yang kurang piknik.

Kita ambil contoh aplikasi umum :

  • Kantoran
    – Ms. Office (Berbayar)
    – WPS Office, Libre Office (Gratis)

  • Photo Editor
    – Photoshop (Berbayar)
    – Gimp (Gratis)

  • Video Editor
    – Premiere Pro (Berbayar)
    – Shotcut (Gratis)

Perbedaannya tentu saja ada, tapi tidak bisa kita anggap remeh aplikasi gratisan. Saya sudah berhenti mengkonsumsi aplikasi-aplikasi seperti itu semenjak 2 tahun lalu dan sekarang lebih suka yang gratis (bukan bajakan) — wong indo pecinta gratisan.

“Toh ada yang gratis, kenapa cari yang berbayar”

— kan?

Semoga kita berubah secara perlahan untuk mencicipi karya gratisan yang powefull. Memang tidak berbayar, tapi suatu saat ada rejeki dari penggunaan aplikasi gratis tadi, bisalah berdonasi untuk mereka (developer) sebagai support atau ucapan terima kasih.