Ini bermula ketika saya membuat template untuk blog ini. Awalnya ingin buat sendiri dari nol, lama-lama kepikiran untuk mempercepat (..biar cepat nulis juga).
Mulailah saya gugling dengan kata kunci “Framework CSS paling ringan”. Disana banyak pilihannya seperti Simple Grid, Semantic UI, dan masih banyak lagi.
Saya coba download satu-satu untuk melihat ukuran file masing-masing framework. Ada yang dibawah 1Mb hingga diatasnya.
Mulailah gegana ..ya begitulah. Sampai ada keinginan untuk menggunakan Bootstrap.
Kita tau kalau sekarang Bootstrap versi 5 sudah meninggalkan JQuery, tentu saja kecepatannya meningkat. Tapi masih ada keresahan, mengingat karna Bootstrap sangat kompleks komponennya, sedangkan website saya nanti hanya menggunakan beberapa class atau komponen saja.
Mau tidak mau, mulailah saya berkelana lagi untuk mencari.
Sampailah pada satu keputusan yang awalnya tidak berharap banyak. Pada sebuah artikel yang merekomendasikan beberapa framework, saya coba melihat Bulma di situs resminya.
Sudah pernah dengar namanya di grup pemrograman juga, stiap denger ada yang make, dah berasa tertinggal.
— saya pengguna Bootstrap dari dulu soalnya :v
Satu hal yang menjadi poin penting yang jadi pertimbangan ialah Bulma tidak menggunakan Javascript.
Tapi.. ada tapinya nih.
Ada beberapa fungsi komponen yang tidak akan berjalan tanpa javascipt seperti toggle (menu burger) pada navbar. Sebenarnya sudah disiapkan kode javascipt (vanilaJS) untuk hal ini agar digunakan sesuai keperluan. Kita bisa secara manual atau tambahin sendiri jika perlu, karena tidak dimasukan dalam file utamanya.
Jadi soal performa, mungkin saja Bulma lebih cepat dari beberapa framework lain.
Pertama kali nyoba, saya pikir pasti Buta Huruf, padahal toh sama ae kek Bootstrap. Walaupun penggunaanya ada yang sedikit berbeda, tapi pada dasarnya hampir sama.
— malah sekarang saya ketagihan, aowkwkwkwk.
Bulma menggunakan Flexbox untuk membangun layouting-nya. Memang sedikit komponennya, tapi ini yang buat Bulma menjadi menarik.
Di framework ini, hampir semua tag dimodifikasi untuk tidak membawa nilai default. Misalnya style list yang polos, ukuran heading sama (h1 sampai h6) hingga margin dan padding direset.
Untuk itu kita diperkenankan memodifikasi sendiri. Bisa dibilang Bulma menyediakan “Polosan” agar nanti bisa dimodif seenak jidat oleh pengguna.
Mungkin ada yang tertarik mencoba, silahkan kunjungi situs resminya di bulma.io